Adalah seorang Ibrani (Israel) bernama Yunus bin Amitai. Tuhan mengutusnya pergi ke kota Niniwe untuk menegur penduduknya karena mereka banyak berbuat dosa. Tetapi, Yunus menolaknya. Dia malah melarikan diri ke Tarsis (Yunus 1:1-17). Di atas kapal menuju ke Tarsis, turunlah badai besar. Lalu, sesuai dengan kebiasaan saat itu, kapten kapal membuang undi untuk mencari tahu siapa penyebab badai itu. Undian jatuh kepada Yunus. Lalu, dia dibuang ke dalam laut yang menggelora. Badaipun berhenti. Sementara itu, seekor ikan besar menelan Yunus. Dia berada dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam. Atas takdir Tuhan, ikan itu memuntahkan Yunus ke darat. Lalu, Yunus berangkat ke Niniwe untuk memperingatkan penduduk Niniwe agar bertobat. Kalau tidak, mereka akan dihancurkan oleh murka Tuhan. Lalu, sebagai respons terhadap seruan Yunus, mereka melakukan puasa massal sebagai tanda penyesalan dan bertobat. Karena mereka mau merendahkan hati dan bertobat, Tuhan tidak jadi menghukum Niniwe. Tetapi, sekali lagi Yunus kesal dan marah (Yunus 4:1),. Bahkan, Yunus merasa stress dan ingin mati. Dia merasa bahwa bangsa-bangsa lain (non Ibrani) tidak layak diselamatkan.
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Yunus ini yaitu bahwa Tuhan juga mengasihi bangsa-bangsa lain. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Maha pengasih dan Maha penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setianya serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya.
Bila kita sedang mengalami masalah, datanglah kepadaNya.Dia pasti menolong kita.Tidak ada alasan bagi engkau untuk berputus asa, stress dan ingin bunuh diri seperti Yunus. Kata Tuhan Yesus :"Marilah kepadaKU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, AKU akan memberi kelegaan kepadamu"(Matius 11:28).Ayo, datanglah sekarang kepada Yesus !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar