Senin, 10 April 2017

KAYU PENAGA

       Kayu penaga (English:acacia wood, acacia seyal Del,acacia tortilis) dipakai sebagai bahan utama untuk membuat perkakas di dalam Kemah Suci  (Bait Allah) Musa. Perkakas itu antara lain : Tabut (peti) Perjanjian, Meja Roti Sajian, papan kemah, kayu lintang kemah, tiang-tiang kemah,mezbah korban bakaran (Keluaran 25, 26, 27).Tuhan sendiri yang memerintahkan kepada Musa untuk memakai kayu penaga (Keluaran 25:1-5).
      Mengapa Tuhan memilih kayu penaga ? Rupanya kayu penaga memiliki kelebihan. Apa kelebihannya ? Pohon penaga (pohon akasia,pohon syittim) bisa tumbuh di daerah kering seperti gurun, bisa juga di sekitar wadi.Pohonnya berduri. Di Negara Libya, pohon akasia ditanam untuk penghijauan gurun .Akarnya menyebar jauh ke dalam tanah untuk mencari air. Akar dan pohonnya kuat terhadap hembusan angin gurun. Tumbuhnya pesat. Setelah berusia 10 sampai 15 tahun, pohon ini siap dipakai sebagai bahan bangunan atau perabot rumah. Kayunya berwarna cokelat dengan bagian tengah berwarna hitam.
     Apa makna dibalik pembahasan tentang kayu penaga ini ? Kita bisa membuat analog antara kayu penaga dan hidup orang Kristen. Tuhan memilih orang Kristen yang bermutu bagus untuk diproses dan ditetapkan untuk melayaniNYA. Tuhan memilih orang yang banyak menyerap air hidup yaitu Firman Tuhan (Yohanes 4:10),yang tumbuh pesat rohaninya (I Petrus 2:2),yang kuat imannya (Lukas 22:32, Yakobus 1:3), dan yang tahan uji (Yakobus 1:12). Tuhan memilih, memproses, dan menyalut nya dengan sifat mulia yang seperti emas (Keluaran 25:10-13) yaitu dengan kasih Kristus yang mulia (Roma 5:5, I Korintus 13:4-13).
      Banyak orang Kristen yang giat dalam pelayanan untuk Tuhan, tetapi tanpa pengertian yang benar (Roma 10:2).Banyak yang tergerak untuk melayani misalnya lewat paduan suara. Tetapi mereka tidak mau melewati proses seperti yang dialami oleh kayu penaga, misalnya : mereka masih bersikap egois, masih hidup dalam hawa nafsu dosa, tidak memiliki kasih, kurang berdoa, tidak memiliki urapan Roh Kudus, sehingga pelayanan mereka hampa dan tidak memberkati jemaat yang mendengarkan nyanyian mereka. Sia-sia bukan ?
      Lalu, bagaimana jalan keluarnya ? Pendeta yang menggembalakan mereka haruslah memberikan pengajaran firman Tuhan untuk memotivasi mereka agar melayani Tuhan sesuai ajaran firman Tuhan. Mereka haruslah menjadi pelaku firman Tuhan dan bersedia menjalani proses penyalutan dengan kasih Kristus. Mereka harus mencari kepenuhan Roh Kudus. Pendeta, dalam hal ini,memikul tanggung jawab dalam proses pembentukan karakter rohani domba/umatnya.Pelayanan di gereja bukan hal yang main-main karena yang kita layani adalah Tuhan Yesus.
Di bawah ini adalah gambar pohon penaga
sumber:imgrum.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar