Satu hal yang saya ingat bahwa saya selalu menjaga jarak-bahkan menjauhi- seseorang yang mengaku beragama tetapi dia masih hidup dalam hawa nafsunya. Dengannya, saya enggan bersahabat. Satu contoh, ada seorang bernama Izebel. Dia ini suka mengritik, mencela dan menjelekkan rekan kerjanya, tanpa mau menyadari bahwa dirinya masih mempunyai kekurangan, belum sempurna. Dia tidak mampu berempati terhadap orang lain.Dia merasa paling benar ,paling sempurna.Setiap kata-katanya pasti menyakiti perasaan rekannya.Kata-katanya seperti panah beracun yang siap menembus dan meracuni orang lain. Inilah yang dimaksud dengan pengejek dalam Yudas 1:18-19 yang menyatakan bahwa menjelang akhir jaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka. Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus. Dari sini terlihat jelas bahwa tidak ada manfaatnya berinteraksi dengan para pengejek ini. Terhadap mereka ini, saya menjauh, tidak berinteraksi, takut terkena racunnya.
Sayangnya, sikap saya ini diartikan oleh orang lain sebagai sikap tidak mau mengampuni si pengejek itu. Lalu, saya teringat bahwa Tuhan Yesus tidk pernah bermaaf-maafan dengan orang-orang Farisi yang suka mencelaNya. Kepada orang-orang Farisi, Tuhan berkata :"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik sebab sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh dengan tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan (Matius 23:27,28). Bahkan, Tuhan Yesus menegaskan bahwa mereka ini (ahli Taurat dan orang Farisi) akan menerima hukuman yang lebih berat (Lukas 20:47).
Maka jelaslah, sesungguhnya tidak ada manfaatnya saya berbicara dengan para pengejek ini. Saya teringat ayat dalam Yudas 1:23, "Bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa!" Wani ngalah, luhur wekasane artinya berani mengalah agar kita meraih kemenangan.Yielding at first to be a winner at last.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar