Bila orang tua bercerai, anak-anak akan menjadi stress. Benarkah ? Nyatanya, anak-anak dari pasangan yang bercerai kebanyakan menjadi anak-anak yang bermasalah.Mereka tidak mempunyai semangat hidup, malas, tidak berprestasi dan cenderung menjadi pemberontak. Yang lebih buruk lagi, hati mereka diliputi kekecewaan atau kepahitan. Kepahitan hati membuat orang patah semangat (Amsal 15:13).Seorang yang pahit hatinya menjauh dari Tuhan dan mungkin memusuhi sesamanya contohnya Yudas Iskariot.Dia kecewa ketika melihat Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal dan menyekanya dengan rambutnya (Yohanes 12:3-5). Lalu, iblis merasuki pikirannya dan mendorongnya berbuat jahat(Lukas 22:3).Dia mencuri uang kas yang dipegangnya (Yohanes 12:4-6) dan menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala dengan imbalan 30 keping uang perak (Matius 27:3-5). Hidup Yudas Iskariot berakhir dengan penyesalan (Matius 27:3). Akhirnya, Yudas mati dengan cara menggantung diri (Matius 27:5).
Janganlah menyimpan kekecewaan atau kepahitan. Buanglah kepahitan sebelum iblis merasukimu. Mohon ampun kepada Tuhan. Lalu, mulailah hidup yang baru yang selalu diwarnai dengan ucapan syukur kepada Tuhan karena hidupmu berharga di mata Tuhan. Buluh yang terkulai tak akan dipatahkanNYA (Matius 12:20).Masih ada harapan di dalam KRISTUS (Matius 11:28,12:21).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar